Pada hari Rabu tanggal 9 Juni 2021, Kepala BPS Kabupaten Kebumen, Kus
Haryono, SST, M.Si berkesempatan melakukan supervisi pencacahan Survei
Perusahaan/Usaha Obyek Daya Tarik Wisata (V-DTW).
Survei ini dilaksanakan rutin setiap tahun oleh BPS dengan tujuan menyusun direktori obyek wisata di
Indonesia yang komersial, mengetahui jumlah tenaga kerja, jumlah
tamu/pengunjung, dan memotret perkembangan obyek wisata komersial di Indonesia.
Obyek
wisata pertama yang dikunjungi adalah Goa Jatijajar yang terletak di Desa
Jatijajar, Kecamatan Ayah. Jarak goa ini dengan pusat kota Kebumen adalah 32 km
dengan jarak tempuh sekitar 1 jam. Goa Jatijajar merupakan salah satu obyek wisata
andalan Kebumen karena banyak dikunjungi wisatawan terutama setiap akhir pekan.
Harga tiket masuk ke Goa Jatijajar relatif terjangkau, yaitu Rp 12.500,- untuk
dewasa dan Rp 5.500,- untuk anak-anak.
Goa
yang keseluruhannya terbentuk dari kapur ini memiliki panjang 250 meter dengan lebar
rata-rata 15 meter, dan tinggi rata-rata 12 meter. Kondisi di
dalam goa cukup penerangan dan terdapat tangga beton untuk memudahkan
pengunjung menyusuri goa. Di dalam goa, pengunjung dapat melihat diorama patung
yang menceritakan legenda Raden Kamandaka dan Lutung Kasarung. Selain itu
pengunjung juga dapat melihat keindahan stalagtit, stalagmit,
tiang-tiang kapur yang terbentuk melalui proses selama jutaan tahun, dan empat
sendang yang mengeluarkan air sangat jernih, yaitu Sendang Puser Bumi, Sendang
Jombor, Sendang Mawar, dan Sendang Kantil.
Seusai
supervisi pencacahan V-DTW di Goa Jatijajar, Kepala BPS Kabupaten Kebumen
bersama tim menuju ke Bukit Wanalela untuk melakukan geotagging. Lokasi objek wisata ini memang sangat strategis, karena
berada di tepi jalan antara Pantai Pedalen, Desa Argopeni dan Pantai Logending.
Lokasi ini nyaris sempurna untuk menikmati keindahan laut selatan dari atas
ketinggian. Tim pencacahan melakukan koordinasi dengan pengelola untuk
melakukan pendataan Survei V-DTW2021 pada periode berikutnya. Setelah itu, tim
melanjutkan kembali perjalanan menuju objek wisata Pantai Menganti yang terletak
di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah.
Kesan
pertama begitu kita sampai di Pantai Menganti adalah amazing. Tak disangka di Kebumen terdapat Obyek Wisata yang begitu
menakjubkan dan telah dikelola dengan sangat baik. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Bapak Poniran sebagai pengelola, hal yang harus menjadi
contoh bagi pengelola obyek wisata lain adalah pengelolaan obyek wisata seluas
300 hektar ini dilakukan secara profesional oleh LMDH Sengkuyung Makmur Desa
Karangduwur bekerja sama dengan Perum Perhutani KPH Selatan. Pengelolaan yang
baik ini membuat Pantai Menganti dapat menyumbang sekitar 700 juta rupiah
setiap tahun untuk dana desa dan mampu menyerap 70 tenaga kerja dari warga desa.
Dengan tiket masuk Rp 15.000,-, pengunjung dapat menikmati keindahan laut yang
eksotis dengan pasir pantai berwarna putih, panorama perbukitan, dan tebing karst yang indah. Tempat parkir
yang disediakan pengelola pun sangat luas. Di pantai ini pengunjung juga dapat
menikmati kelezatan kuliner seafood
dengan harga seragam, sehingga pengunjung tidak perlu khawatir “kethuthuk”
harga.
Setelah
menikmati wisata kuliner, pengunjung biasanya akan diarahkan menuju Lembah
Menguneng yang menjadi pelengkap daya tarik wisata Pantai Menganti dengan
menggunakan empat shuttle car gratis
yang disediakan oleh pihak pengelola. Posisi lembah ini menghadap ke arah timur
sehingga cukup menarik sebagai tempat menikmati matahari terbit.
Pada masa pandemi seperti sekarang ini, semua
objek wisata pasti mengalami penurunan jumlah pengunjung. Namun setelah lebaran
tahun ini, animo masyarakat untuk berwisata kembali meningkat. Pihak pengelola
Goa Jatijajar dan Pantai Menganti pun telah berhasil beradaptasi dengan
pandemi. Pihak pengelola menerapkan kebiasaan baru melalui protokol kesehatan,
yaitu mewajibkan pengunjung menggunakan masker, pengecekan suhu dan penyemprotan hand sanitizer sebelum masuk objek
wisata, serta menyediakan beberapa spot tempat mencuci tangan. Adaptasi ini
sangat penting agar pariwisata tetap dapat tumbuh di masa pandemi.
